JATIMTIMES – Di tengah bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menewaskan lebih dari seribu orang di Sumatera, pemuda Kota Kediri memilih tidak tinggal diam. Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Kediri menggelar aksi penggalangan dana kemanusiaan sekaligus menyuarakan kecaman atas bencana yang terus berulang tanpa pencegahan serius.
Aksi tersebut digelar pada Minggu pagi di kawasan Car Free Day Jalan Dhoho dan Jalan Kawi, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Selain menggalang donasi, kegiatan ini dimaksudkan sebagai sikap kritis pemuda terhadap lemahnya pengelolaan lingkungan yang berujung pada tragedi kemanusiaan.
Baca Juga : Wacana Pilkada Dipilih Lewat DPRD, Said Abdulllah : Saya Minta Hati-Hati
“Kami ingin menegaskan bahwa pemuda tidak boleh abai terhadap persoalan kemanusiaan. Ketika saudara-saudara kita di Sumbar, Sumut, dan Aceh tertimpa musibah, sudah menjadi kewajiban moral kita untuk hadir dan membantu sesuai kemampuan,” kata Ketua DPD KNPI Kota Kediri, Munjidul Ibad, Minggu, 21 Desember 2025.
Penggalangan dana dimulai sejak pukul 06.00 WIB dengan melibatkan sejumlah organisasi kepemudaan, di antaranya IPNU dan IPPNU, serta mendapat dukungan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Kediri. Panitia juga menghadirkan musik live sebagai medium ajakan kepada masyarakat agar berhenti sejenak, memahami situasi bencana, lalu berdonasi.
Bagi KNPI Kota Kediri, tragedi di Sumatera tidak bisa dilepaskan dari kegagalan kolektif dalam menjaga lingkungan. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 21 Desember 2025 mencatat 1.090 orang meninggal dunia, 186 orang masih dinyatakan hilang, dan lebih dari 510 ribu warga terpaksa mengungsi. Kerugian material ditaksir mencapai Rp68,6 triliun, dengan ratusan ribu rumah serta fasilitas publik rusak dan hancur.
Di balik cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Senyar, para peneliti menyoroti persoalan lama yang kembali terabaikan, yakni kerusakan hutan di hulu daerah aliran sungai serta dugaan kuat praktik illegal logging. Temuan kayu gelondongan yang hanyut bersama banjir bandang menguatkan dugaan bahwa bencana ini bukan semata kehendak alam.
“Donasi yang terkumpul mungkin tidak seberapa, tetapi nilai kepedulian dan kebersamaan itulah yang paling penting. Kami ingin masyarakat ikut merasakan bahwa membantu sesama adalah bagian dari kehidupan berbangsa,” ujar aktivis yang akrab disapa Bung Ibad.
Ia menegaskan bahwa solidaritas publik tidak boleh dijadikan pengganti tanggung jawab negara dalam melindungi warganya. Donasi, menurut dia, hanyalah langkah darurat untuk meringankan beban korban, bukan solusi jangka panjang atas bencana yang terus berulang.
Baca Juga : Bibit Siklon 93S Berpeluang Jadi Siklon Tropis, Ini Wilayah yang Terdampak
KNPI Kota Kediri memastikan dana yang terkumpul tidak berhenti sebagai simbol kepedulian sesaat. Organisasi kepemudaan tersebut berkomitmen menjaga amanah masyarakat dengan menyalurkan bantuan secara terbuka, akuntabel, dan tepat sasaran melalui jalur yang kredibel. Hingga saat ini, KNPI juga masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berdonasi melalui sistem transfer.
“Donasi bisa dikirim via rekening atas nama KNPI Kota Kediri Bank Jatim 0062577720. Dana yang terkumpul akan dititipkan ke Baznas Kota Kediri pada Januari 2026,” terang Bung Ibad.
Di tengah desakan agar pemerintah segera menetapkan status Bencana Nasional, langkah KNPI Kota Kediri menjadi penanda bahwa pemuda tidak hanya diminta hadir saat seremoni atau momentum politik. Mereka hadir ketika negara gagap, lingkungan rusak, dan korban terus berjatuhan.
Bagi KNPI Kota Kediri, turun ke jalan bukan sekadar aksi sosial, melainkan pernyataan sikap: pemuda menolak lupa, menolak diam, dan menolak bencana yang diwariskan dari satu kelalaian ke kelalaian berikutnya.
