JATIMTIMES - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) lagi-lagi menunjukkan bahwa kualitas akademik bukan soal seremoni, tapi tentang memastikan mahasiswa benar-benar siap melangkah ke ruang global yang makin kompetitif.
Melalui gelaran General Lecturer dalam rangka Dies Natalis ke-23 belum lama ini, fakultas ini mengarahkan fokus bukan pada kemeriahannya, melainkan pada apa yang ingin dicapai: memperluas horizon berpikir mahasiswa agar mampu membaca arah ekonomi dunia dengan mata yang lebih jernih dan analitis.
Baca Juga : Ancaman Penipuan Kian Beragam, BI Malang Ajak Perempuan Lebih PeKA
Menghadirkan Dr. Imran Arshad dari Riphah International University bukan sekadar “mengundang tamu internasional”, tetapi langkah strategis untuk membuka akses mahasiswa pada perspektif luar yang sering kali tak tersentuh dalam ruang kuliah reguler. Kolaborasi ini menegaskan bahwa FEB Unikama ingin mahasiswanya terbiasa berinteraksi dengan pemikiran yang lebih beragam, lebih keras menantang, dan lebih dekat dengan dinamika ekonomi digital global.

Dekan FEB Unikama, Dr. Rita Indah Mustikowati, SE., MM., menekankan bahwa orientasi acara ini sejak awal adalah pada perubahan konkret yang bisa dirasakan mahasiswa, bukan pada pelaksanaan kegiatannya.
“General Lecturer ini kami posisikan sebagai strategi akademik, bukan agenda seremonial. Kami ingin mahasiswa mendapatkan sudut pandang global, jejaring internasional, dan kurikulum yang benar-benar relevan dengan tantangan masa depan,” tegasnya.
Ia menambahkan, “Pemahaman tentang keuangan digital dan SDGs adalah bekal vital agar lulusan kami tidak sekadar kompeten, tetapi mampu bersaing,"tambahnya.
Tema Digital Finance and Financial Inclusion for SDG Achievement dipilih karena menyentuh salah satu persoalan paling krusial: bagaimana teknologi finansial dapat mempersempit jurang akses, membuka jalan inklusi, dan membantu mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Mahasiswa diajak tidak hanya memahami konsep, tetapi membaca arah geraknya, siapa yang tertinggal, siapa yang diuntungkan, dan bagaimana inovasi digital dapat mengubah tatanan ekonomi secara struktural.
Baca Juga : Wakil Ketua DPRD Jatim Sri Wahyuni Apresiasi Program Bantuan Pendidikan Rp 48 Miliar
Meski berlangsung lewat Zoom, fokus peserta bukan pada platformnya, melainkan pada isi pembahasannya. Mahasiswa FEB Unikama aktif bertanya, mengkritisi, dan menautkan materi dengan masalah nyata di lapangan. Diskusi yang terbangun menunjukkan bahwa mereka tidak sekadar menyimak, tetapi mencoba memahami implikasi jangka panjang dari transformasi digital terhadap akses keuangan masyarakat.
Di sesi penutup, dialog antara mahasiswa dan Dr. Imran Arshad mengerucut pada satu hal: masa depan finansial global tak bisa dilepaskan dari kemampuan membaca perubahan. Dan melalui kuliah umum ini, FEB Unikama ingin memastikan mahasiswanya berada pada posisi yang tidak hanya mengikuti arus, tetapi mampu membaca peta dan menentukan langkahnya sendiri.
Dengan keluaran yang jelas, pemahaman global, koneksi internasional, serta peningkatan literasi digital, acara ini berdiri bukan sebagai kegiatan seremonial tahunan, tetapi sebagai investasi jangka panjang terhadap kualitas intelektual dan kesiapan masa depan mahasiswa FEB Unikama.
