free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kasus Dugaan Bullying Siswa SD di Surabaya, Armuji Damaikan dan Jamin Keselamatan Korban

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Nurlayla Ratri

20 - Sep - 2025, 17:57

Placeholder
Wawali Surabaya Armuji saat mendatangi sekolah.

JATIMTIMES - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mendatangi Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Ketabang, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur setelah mendapatkan laporan adanya kasus perundungan.

Ayah korban berinisial PY mengaku bahwa anaknya siswa kelas 4 SD berinisial AP diduga telah mendapatkan perundungan dari tiga rekan sekelasnya berinisial RI, RE, F.

Baca Juga : Gerhana Matahari Parsial 21-22 September 2025: Jadwal, Lokasi, dan Cara Menyaksikan

Ia mengungkapkan kejadian tersebut pertama kali bermula ketika AP duduk di bangku kelas 3 SD, dimana ketiga temannya tersebut seringkali menyembunyikan barang-barang korban, seperti baju olahraga, pulpen, pensil, dan masih banyak lagi.

“Sampai suatu ketika si AP marah terus mendorong pelaku itu, tapi gak sampai jatuh. Terus anak ini (pelaku) saat lapor ke wali kelasnya bukannya mendamaikan justru malah AP yang disalahkan, kesannya membela gitu,” jelas PY kepada Armuji.

Namun, perundungan tersebut semakin parah saat AP menginjak kelas 4 SD. Suatu ketika buku pelajaran AP lagi-lagi disembunyikan oleh ketiga temannya. Tak hanya itu, AP dipaksa ke kamar mandi dan dipukul hingga perkelahian pun terjadi.

Pertengkaran tersebut mengakibatkan kacamata AP pecah. “Terus sewaktu istri saya menghubungi orang tua ketiga pelaku, akhrinya orangtua RE mengaku kalau memang anaknya yang menyembunyikan buku AP. Tapi dia bilang kalau RI dan F juga ikut andil,” ungkapnya.

Akhirnya, orang tua pelaku meminta untuk bertemu dengan keluarga korban dan pihak sekolah untuk dilakukan mediasi.

“Tapi, dalam pertemuan itu wali kelas AP (saat kelas 3) justru bilang kalau AP itu di rapotnya banyak catatan jelek, katanya suka nampol, lari-larian di dalam kelas, sedangkan ketiga pelaku yang jelas-jelas melakukan justru catatannya bersih Jadi kok malah kami yang dipojokkan,” paparnya.

Bahkan, kepala sekolah pun hanya meminta kedua belah pihak untuk berdamai.

“Ibunya RI sama RE itu sudah sempat minta maaf ke kami, tapi ibunya F enggak mau (meminta maaf) malah mengancam kalau kasus ini akan diviralkan dan masuk ke media,” tutunya.

Keluarga korban juga meminta agar pihak keluarga pelaku membuat surat pernyataan bersalah dan berjanji agar tindakan bullying itu tidak terjadi lagi.

Tetapi, pihak sekolah dan keluarga pelaku menolak untuk membuat surat pernyataan tersebut.

“Malahan waktu itu juga ada Dinas Pendidikan disarankan surat pernyataannya dari kami saja yang membuat, ya sudah kita buat. Maksud kami agar sebagai jaminan tindak bully ini tidak terjadi lagi kepada AP,” ujarnya.

Namun, hal tersebut ternyata tidak menyelesaikan permasalahan. AP tetap dirundung tidak hanya oleh ketiga pelaku, tetapi juga beberapa teman kelasnya yang lain.

“Akhirnya saya meminta om saya yang kebetulan bekerja sebagai tentara untuk meminta sekolah membantu menyelesaikan perkara bullying ini. Beliau bilang agar sekolah dipasang CCTV di beberapa ruangan misal lorong kamar mandi dan kelas,” ucapnya.

Akan tetapi, semakin banyak teman-teman AP yang mengejeknya karena suka melaporkan masalah ke orang tua. 

Baca Juga : Pemilihan Cak dan Ning Surabaya 2025, Wadah Kontribusi dan Gagasan Pemuda Surabaya di Masyarakat Lewat Pariwisata

Karena perundungan yang tidak berhenti-henti, alhasil AP tidak mau lagi bersekolah sejak Kamis (18/9/2025). 

“Bahkan besok Senin (22/9/2025) kemungkinan AP juga masih tidak mau kembali ke sekolah karena dia takut akan dibully lagi, trauma sekali,” ujarnya.

Sementara itu, kepala SD Ketabang, Sutiana menuturkan jika kasus tersebut sebenarnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan sesuai prosedur.

“Kemarin itu bahkan antar siswa sudah mintaa maaf, peluk-pelukan, damai. Tapi, malah pak PY bawa-bawa tentara kesini,” tutur Sutiana.

Pihaknya juga telah menasihati para siswanya agar tidak lagi melakukan tindak perundungan kepada siapapun.

“Kami bilang waktu pelajaran olahraga kemarin, kalau ada yang kalah jangan di ejek-ejek temannya, jangan membully, harus rukun sama teman-temannya,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan alasan sekolah menolak membuat surat pernyataan tersebut karena para pelaku hanyalah anak-anak di bawah umur yang belum bisa memegang janji.

“Pak PY ini meminta ada tanda tangan juga diatas materai, nah sedangkan mereka ini masih anak-anak kecil loh pak, masa disuruh surat pernyataan seperti itu,” terangnya.

Setelah mediasi yang cukup panjang, akhirnya Armuji meminta pihak sekolah untuk memastikan agar kerjadian tersebut tidak terulang kembali.

“Sudah, yang penting kasus ini kan sekarang sudah damai kan, saya minta agar pihak sekolah memastikan untuk kejadian ini tidak terulang lagi agar sekarang AP mau kembali ke sekolah,” ucap pria yang akrab disapa Cak Ji itu.

Ia juga menegaskan akan menjamin keselamatan AP dari perundungan yang terjadi di sekolah untuk kedepannya.

“Saya yang menjamin agar tidak ada lagi yang mem-bully AP. Jadi memang kasus ini menjadi bahan introspeksi diri bagi kita semua,” tegasnya.


Topik

Peristiwa surabaya armuji perundungan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Madiun Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Nurlayla Ratri