JATIMTIMES - Lukisan bergaya pop surealis, abstrak, art toys atau mainan, ilustrasi, hingga karya instalasi tersuguh di Galeri Raos Kota Batu sejak Sabtu, 22 Februari 2025. Sekitar 34 seniman dari beberapa daerah berkolaborasi dalam pameran bertajuk 'Menggelitik'.
Pameran itu diinisiasi sebagai ruang eksplorasi berbagai bentuk karya seni rupa. Lebih khusus, ekspresi kesenian yang lebih bebas dari yang biasa terjadi di Malang Raya ditampilkan para seniman.
Baca Juga : Lima JPTP Pemkab Malang Belum Dilantik, Terkendala Surat Rekomendaai dari Kemendagri RI
Dalam pameran itu, para pelaku seni rupa yang terlibat menyuguhkan beragam jenis karya yang unik. Mereka berupaya menampilkan sesuatu yang tak biasa dipamerkan di galeri mapan di Malang Raya.
Terbuka untuk umum, pengunjung yang datang disambut sejumlah lukisan dan patung atau toys art. Tak jarang, karya instalasi yang ada punya bentuk dan warna mencolok dengan keunikan masing-masing.
"Ini termasuk pameran eksperiman juga dalam hal display karya. Secara visual lebih menjaring karya yang kebanyakan digemari oleh teman teman saat ini," ujar kurator pameran Menggelitik, Figo Dimas Saputra, Senin (24/2/2025).

Dikatakan Figo, pameran Menggelitik melibatkan seniman undangan dan kolektif. Seniman-seniman yang terlibat juga diketahui berlatar belakang yang beragam. Karya-unik dan menyiratkan pesan mampu mengajak pengunjung berinteraksi secara tak langsung dan menginterpretasikan sendiri dari visual yang tersaji.
Masing-masing karya punya sisi unik yang menarik perhatian pengunjung. Salah satunya karya Faisal Alfarouq yang menunjukkan karya lukisan ilustrasi berwarna hitam putih dengan gambar-gambar organ dalam manusia. Lukisan itu ditempatkan membentuk sebuah bangunan dan mahluk hidup.

Karya lain, milik Dhanoe, dengan judul Glitch menampilkan lukisan bergaya pop surealis, dengan warna yang cerah, dan bentuk obyek dinamis. Lalu karya Osyada Ramadhanna yang menampilkan instalasi beberapa benda mewakili rumah, seperti ruang tamu, meja makan, kamar tidur, dan studio. Disertai juga dengan pesan yang menggelitik daya imajinasi dan interpretasi siapa saja pengunjung yang mengapresiasi.
"Sesuai namanya, sebenarnya tema ini hadir karena kami sebagai penyelenggara ingin menggelitik medan seni rupa di Malang Raya," tutur Figo.
Ia menyebut, perupa yang ikut serta berasal dari sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Pasuruan, dan Malang Raya.

Proses kurasi pameran dan persiapan sudah dilakukan sejak bulan November 2024. Dari proses negosiasi tentang tematik hingga rencana karya yang dihadirkan. Pihak kurator membuka kebebasan mengeksporasi gaya masing-masing perupa.
Baca Juga : Retas Batas: Menyapa Mata Air, Meneguhkan Komitmen untuk Alam
"Meski karyanya tidak sesuai dengan etika atau pakem yang berlaku, kami menampung gagasan. Untuk karyanya juga rata-rata pembuatan baru mungkin sejak 2022 dan belum pernah dipamerkan," jelas dia.

Pihaknya ingin membuka sudut pandang dari pengunjung bahwa jika di Malang Raya beberapa pameran masih cenderung dua dimensi. Sementara pameran Menggelitik dihadirkan berbagai jenis. Sekaligus menunjukkan perkembangan seni hari yang sudah sedikit banyak bisa berkembang lebih jauh.
Dari event pertama di Galeri Raos, dia berharap bisa berkelanjutan. Terlebih membawa pameran ke kota lain. "Langkah awal Galeri Raos Batu kita ingin kirim ke Jakarta untuk pameran di sana, agar bagaimana wacana yang dihadirkan terserap," imbuhnya.
