Program Keluarga Harapan (PKH) telah disalurkan pemerintah sejak 2007 silam. Namun sayangnya, meski telah berjalan selama 13 tahun, masih ada warga tak mampu yang belum tersentuh program bantuan bagi masyarakat miskin itu.
Misalnya Suyatmi, seorang janda berusia 69 tahun yang hidup sebatang kara. Warga yang tinggal di Jalan Tawangbaru Gang V, Kelurahan Tawangrejo Kota Madiun yang sehari-hari mesti bekerja mencari sisa gabah di ladang bekas panen.
Suyatmi harus membanting tulang setiap hari semenjak suami tercinta Sumiran menghadap Sang Kuasa tiga tahun lalu. Saat ini, Suyatmi tinggal di sebuah rumah sangat sederhana berukuran 4 x 6 meter persegi.
Rumah kecil itu masih beralaskan tanah dan pembatas ruang satu dan ruang lainnya tanpa sekat mirip seperti gudang. Bangunannya pun semi permanen.
Sementara untuk makan dan minum, terkadang Suyatmi mesti mengandalkan uluran tangan tetangga-tetangga dekatnya yang berbaik hati memberikan nasi atau lauk sekedarnya.
Setiap pagi, selesai salat Subuh, Suyatmi berangkat ke sawah mencari gundukan-gundukan jerami bekas panen. Sebagian besar bulir gabah jerami-jerami itu sudah diambil.
Jika nasib sedang mujur, Suyatmi bisa menemukan helai-helai padi yang tertinggal. Kadang, dia juga memunguti bulir-bulir gabah yang tercecer di sekitar tumpukan jerami.
"Sehari-hari ya ngasak (mencari sisa bulir gabah) seperti ini, keliling dari sawah ke sawah," terangnya.
Matahari terik tak mengendorkan semangat Suyatmi mencari bulir gabah. Dengan telaten tangannya memilah helai demi helai jerami di tumpukan. Sesekali, dia menggenggam batangan jerami untuk dikibaskan agar bulir gabahnya rontok.
Suyatmi menceritakan bahwa dia sudah lama hidup seorang diri, tiga anak perempuannya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. "Mereka sudah hidup sendiri-sendiri, keadaanya juga pas-pasan," sebutnya.
Penderitaan tersebut terasa semakin lengkap tanpa adanya uluran tangan pemerintah untuknya, misalnya bantuan PKH. "Sejak dahulu, belum pernah dapat bantuan apapun termasuk PKH," ujarnya.
Dia sangat berharap bisa mendapatkan bantuan seperti tetangganya yang lain. "Paling tidak bisa buat makan, nggak harus ngasak atau nunggu dikasih tetangga," ungkapnya.
Pernyataan yang diucapkan Suyatmi bukan omong kosong. MadiunTIMES berupaya mengonfirmasi pada perangkat desa setempat terkait kondisi Suyatmi.
Di tempat terpisah, Djimun selaku Ketua RT 11/ RW 03 Kelurahan Tawangrejo Kota Madiun membenarkan soal kondisi Suyatmi.
"Betul, Bu Yatmi itu sejak dulu belum pernah dapat bantuan dari pemerintah. Padahal sudah diusulkan," tutur Djimun.