JATIMTIMES - Blush on menjadi salah satu produk makeup yang paling sering digunakan untuk memberikan sentuhan segar dan merona alami pada wajah. Namun, produk sederhana ini sering dipakai dengan cara yang keliru hingga hasil akhirnya tidak maksimal.
Beauty content creator Dinda Azzura megatakan kesalahan dalam penggunaan blush on, terutama jenis powder blush, bukan terletak pada produknya, melainkan cara pengaplikasiannya. Teknik yang salah dapat membuat complexion (dasar riasan) terangkat, hasil warna tidak rata, bahkan tampak seperti bercak atau patchy di pipi.
Baca Juga : Ribuan Warga Padati Simpang Lima Krian, Bupati Sidoarjo Apresiasi Kirab Budaya Klenteng Teng Swie Bio
Kesalahan pertama yang paling sering terjadi adalah mengaplikasikan powder blush di atas complexion yang masih basah. Tak banyak yang tahu bahwa tidak semua powder blush bisa menempel sempurna di permukaan kulit yang belum di-set dengan bedak.
“Blush paling banyak salah cara pakai. Pakai blush digosok-gosok kayak gini jadi complexion keangkat. Jadi, yang harus kalian tahu kalau pakai powder blush. Nggak semua powder blush bisa dipakai di complexion yang masih basah,” ucap perempuan yang akrab disapa Dinzzur itu.
Akibatnya, warna blush terlihat bolong-bolong dan membuat makeup tampak kotor. Untuk menghindari hal itu, pastikan complexion sudah di-set dengan loose atau setting powder terlebih dahulu sebelum menambahkan blush powder di atasnya.
Kesalahan kedua yang juga sering luput dari perhatian adalah pemilihan kuas blush. Banyak orang memilih brush berukuran besar dan padat dengan alasan agar hasilnya lebih cepat merata. Padahal, jenis kuas seperti itu justru membuat warna blush menumpuk di satu titik dan sulit dibaurkan.
“Hal ini sering terjadi. Jangan pilih brush yang terlalu besar, dan jangan piilih yang terlalu padat. Pilih bulu bulunya yang masih renggang, kalau tang dipegang fluffy, dan dipakai masih flesibel, biar blush-nya tuh nggak nonjok kayak gini dan kesebar ke blend sempurna,” terang Dinzzur.
Dinzzur menyarankan untuk memilih brush dengan bulu yang fluffy, renggang, dan fleksibel. Dengan bentuk tersebut, pigmen blush bisa tersebar lebih lembut dan hasil akhirnya tampak natural serta menyatu dengan kulit.
Kesalahan ketiga yang tidak kalah penting adalah teknik layering dan pengaplikasian produk. Powder blush dikenal lebih mudah pudar dibanding jenis blush lainnya. Sehingga untuk hasil yang lebih tahan lama, sebaiknya aplikasikan liquid atau cream blush terlebih dahulu sesuai complexion yang digunakan.
Setelah itu, set dengan loose powder, lalu timpa menggunakan powder blush di bagian akhir. Teknik layering ini tidak hanya membuat blush lebih awet, tetapi juga membantu menciptakan gradasi warna yang halus dan alami di pipi.
Baca Juga : Makeupmu Stuck? Bisa Jadi Ini 3 Penyebab Utama Menurut MUA Profesional
Selain itu, cara mengambil produk blush pun perlu diperhatikan. Hindari mencolek blush dengan posisi miring karena bisa membuat produk menempel tidak merata di kuas. Cara yang benar adalah menekan kuas ke permukaan produk secara tegak, lalu tap-tap terlebih dahulu untuk membuang kelebihan serbuknya agar hasilnya tidak terlalu powdery.
Saat mengaplikasikan ke wajah, hindari gerakan menyapu kanan-kiri seperti sedang menggosok pipi. Teknik yang lebih efektif adalah menempelkan blush secara lembut ke arah atas (lifting motion). Setelah warna mulai menempel, baru baurkan dengan gerakan tap-tap memutar kecil agar hasilnya lebih halus dan menyatu sempurna dengan complexion.
Ia juga menyarankan untuk memperhatikan tekstur blush sebelum membeli. Cobalah uji terlebih dahulu di tangan, jika terasa kering dan bertekstur seperti kapur, besar kemungkinan blush tersebut akan sulit dibaurkan dan meninggalkan hasil patchy di kulit wajah.
Dengan memahami teknik dasar tersebut, pengguna bisa lebih mudah mendapatkan hasil blush yang sempurna merona alami, lembut, dan tidak berlebihan. Lagi-lagi, bukan produknya yang salah, tapi cara pemakaiannya yang menentukan hasil akhir makeup.
“Lagi-lagi bukan salah produknya, tapi sebenarnya emang soal cara pakai dan explore-nya saja yang kita kurang,” tutup Dinzzur.
