free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Udeng Kemplengan hingga Tari Malangan Jadi Inspirasi Lomba Logo Pariwisata Kabupaten Malang

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

20 - Oct - 2025, 13:41

Placeholder
Momen salah satu peserta mempresentasikan konsep logo Pariwisata Kabupaten Malang yang dibuatnya. (Foto: tangkapan layar)

JATIMTIMES - Lomba Desain Logo Pariwisata dan Budaya Kabupaten Malang 2025 memasuki babak penjurian sepuluh besar. Para finalis berkesempatan mempresentasikan konsep dan filosofi desain masing-masing secara daring di hadapan dewan juri, pada Senin (20/10/2025). 

Sepuluh finalis Lomba Desain Logo Pariwisata dan Budaya Kabupaten Malang 2025 itu adalah Amar Ma'ruf Stya Bakti, Bagus Ferry Faizin, Dendy Prayoga, Dede Irwan Hadianto, Diki Julianto, Eric Caskarino, Fajar Azmi Kurniawan, Muhammad Khilmi Fuadi, Vicka Afriana Lestari, dan Wahyu Surya Tirta.

Baca Juga : 10 Finalis Lomba Logo Pariwisata Malang Adu Kreativitas, 3 Terbaik Diumumkan Esok!

Setiap finalis mendapat waktu sekitar 10 menit untuk pemaparan dan lima menit sesi tanya jawab. Aspek yang diuji meliputi relevansi tema, kekuatan desain, tagline dan deskripsi logo, hingga kreativitas dan portofolio peserta.

Salah satu finalis, Amar Ma’ruf Stya Bakti, dosen DKV Universitas Ma Chung, menjelaskan konsep logonya secara umum terinspirasi dari udeng. Menurut dia, udeng mewakili identitas masyarakat Malang yang beragam namun tetap menjunjung kebersamaan. 

“Kenapa saya ambil udeng? Karena masyarakat biasa memakai udeng, baik oleh masyarakat menengah, atas dan sebagainya. Udeng itu kenapa saya ambil adalah bagian dari busana atau adat dan menjadi penanda kebersamaan serta kebanggaan terhadap budaya lokal tentunya, yaitu dengan poinnya adalah budaya memberi jiwa,” paparnya.

Selain unsur budaya, Amar juga mengangkat kekayaan alam dan sejarah Malang dalam desain logonya. “Yang saya pilih (dalam logo) adalah candi tadi, kemudian pariwisata walang, alamnya ada gunung, air terjun, pantai, laut gitu ya, kemudian budaya, ada topeng malangan, bantengan, pakaian adat, ritual, batik gitu misalnya. Kemudian dari itu saya ambil, kemudian munculah sketsa (gabungan) ada candi, ada inisial M di sini,” jelasnya.

Ia mengaku akhirnya memilih desain berbentuk udeng karena dianggap unik dan belum pernah digunakan sebagai simbol daerah lain. “Tiba-tiba saya tertarik yang ini (udeng), karena berbeda saja gitu, unik ya, belum ada yang menampilkan sebuah udeng gitu ya, di kabupaten kota seperti itu, " tambahnya. 

Amar juga memaparkan makna dari setiap elemen visual logonya. “Makna dalam logo tersebut yaitu, di sini saya mengambil dari secara keseluruhan, yaitu udeng kemplengan, dari representasi Kabupaten Malang. Kemudian ada bentuk air terjun, ombak yang representasi adalah wisata air di Kabupaten Malang banyak sekali, kemudian disini ada gunung, representasi wisata alam, kemudian saya ambil representasi dari sejarah, yaitu dari kerajaan besar, tentunya Singosari dan Kanjuruan,” jelasnya. 

Finalis lain, Bagus Ferry Faizin, yang bekerja sebagai PPPK di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, juga mempresentasikan logo karyanya. “Logo saya terinspirasi dari tari yang ada di Kabupaten Malang, tari topeng, padi, warna kuning padi, sama candi, pantai, air terjun, dan wisata alam,” ujar Bagus saat memulai presentasi.

Ia menjelaskan bahwa desain logonya berfokus pada tulisan “Malang” yang diberi sentuhan seni dan filosofi. “Saya menggunakan logo type bertujuan untuk memfokuskan atau menonjolkan tulisan Malang pada logo tersebut. Logo ini saya rancang untuk mewakili terma harmoni alam dan budaya, yang menjadi inti dari Kabupaten Malang,” ujarnya.

Bagus mengurai makna setiap huruf dalam desain logonya. “Yang pertama huruf M menggambarkan kekayaan alam dan wisata di daerah Kabupaten Malang yang sangat kaya. Nah ini di huruf M. Huruf pertama ini saya rancang menyerupai selendang penari. Ini melambangkan kekayaan seni tari yang ada di Kabupaten Malang. Salah satunya adalah seni tari topeng,” jelasnya.

“Bentuk yang saya buat dengan dinamis yang meliuk juga menggambarkan kelembutan keindahan gerakan yang anggun mencerminkan identitas budaya yang kuat di Malang. Selanjutnya di huruf L, saya bentuk menyerupai ikon candi. Karena ikon pariwisata yang sangat penting di Kabupaten Malang, ini menunjukkan potensi wisata sejarah dan budaya mengajak pengunjung untuk menjelajahi peninggalan masa lalu di Kabupaten yang sangat kaya dan harus dilestarikan.”tambah Bagus. 

Huruf N dan G juga punya filosofi tersendiri. “Di huruf N dan G saya bentuk huruf ini menyatu dan berkesinambungan menyerupai ombak, ini melambangkan banyaknya obyek wisata pantai yang dimiliki Kabupaten Malang. Gelombang juga bisa diartikan sebagai semangat yang terus bergerak dan berkembang,” tutur Bagus.

Ia pun menjelaskan detail elemen pendukungnya. “Elemen daun dan air mengalir di huruf N sama ujung huruf G ini di huruf N melambangkan potensi wisata alam yaitu air terjun yang ada di Kabupaten Malang. Untuk elemen daun yang melambangkan potensi wisata alam di Kabupaten Malang ada wisata alam pegunungan dan lain-lain,” jelasnya.

Dalam logonya, Bagus juga menyertakan tagline “Harmoni Alam dan Budaya”. “Untuk warna kuning emas saya buat kuning untuk melambangkan kemakmuran, kejayaan dan kekayaan budaya. Warna merah memiliki semangat, keberanian, dan identitas budaya Jawa yang sangat kental. Biru laut melambangkan keindahan dan kedamaian alam maritim, sedangkan hijau untuk kekayaan alam, kesuburan, pertumbuhan, dan keseimbangan,” urainya.

Baca Juga : DLH Bocorkan Konsep Baru Air Mancur Alun-alun Merdeka, Anak-anak Bisa Main Air

Logo rancangannya juga sudah ia tampilkan dalam berbagai varian warna dan media aplikasi seperti banner, topi, poster, hingga billboard. “Misal di poster warna gelap bisa menggunakan satu warna dan masih jelas kelihatan identitas, misal dari kelihatan dari jarak lebih jauh, karena saya menonjolkan tulisan Malang pada logo tersebut,” ujarnya.

Sebagai informasi, usai presentasi konsep logo hari ini, Senin (20/10/2025), selanjutnya akan dipilih 3 finalis desain logo terbaik, yang akan diumumkan pada Selasa esok (21/10/2025). Berikut jadwal pelaksanaan Lomba Logo Pariwisata dan Budaya 2025: 

• 21 Oktober 2025: Seleksi 3 desainer terbaik

• 22 Oktober 2025: Pengumuman 3 desainer terbaik

• 23 Oktober 2025: Lokakarya 3 desainer terbaik (online)

• 24-26 Oktober 2025: Pengumpulan logo final

• 27-29 Oktober 2025: Upload dan voting publik

• 30 Oktober 2025: Presentasi final (offline)

• 3 November 2025: Pengumuman pemenang

Tiga finalis terbaik nantinya akan mempresentasikan versi akhir logo mereka. Hasil karya tersebut akan diunggah ke kanal YouTube resmi Disparbud Kabupaten Malang, dan masyarakat bisa ikut memberikan dukungan lewat like dan komentar.

Penilaian publik ini akan memiliki bobot 30 persen, sementara 70 persen sisanya berasal dari penilaian juri berdasarkan aspek teknis, visual, dan filosofi karya. Pihak panitia juga menegaskan bahwa keputusan dewan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.


Topik

Pemerintahan Lomba Logo Lomba Logo Kabupaten Malang desain logo Logo Pariwisata dan Budaya Kabupaten Malang tari malangan udeng



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Madiun Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni