JATIMTIMES - Film animasi Indonesia Merah Putih: One for All tengah menjadi sorotan tajam publik. Pada Senin (11/8/2025), judul ini bahkan sempat bertengger di daftar trending platform media sosial X (sebelumnya Twitter).
Bukan hanya karena tema nasionalisme yang diangkat, melainkan juga karena munculnya sederet klaim mengejutkan terkait biaya produksinya.
Baca Juga : Warga Bernafas Lega, Penyesuaian Tarif Sewa BMD Hunian di Kota Malang Bakal Bertahap
Klaim Awal: Bujet Capai Rp 6,7 Miliar
Produser film tersebut, Toto Soegriwo, sempat mengungkap melalui akun Instagram pribadinya (@totosoegriwo) bahwa produksi Merah Putih: One for All menelan biaya hingga Rp 6,7 miliar. Film ini digarap oleh Perfiki Kreasindo, dengan Endiarto dan Bintang sebagai sutradara sekaligus penulis naskah.
Namun, pernyataan tersebut mendapat bantahan dari sebuah unggahan akun X @moviemnfs, yang mengutip informasi dari sebuah grup animasi di Facebook. Di sana disebutkan bahwa biaya produksi film ini sesungguhnya hanya sekitar Rp 1 juta.
Bocoran dari Grup Animasi: Versi Bintang Takari
Dari tangkapan layar percakapan yang beredar, Bintang Takari yang terlibat dalam proyek ini memberikan penjelasan bahwa bujet Rp 1 juta tersebut hanya digunakan untuk mentraktir para pengisi suara makan di warteg. Ia mengaku menggarap film ini sendiri tanpa sponsor dan tanpa bantuan dana dari pemerintah.
Bintang juga menjelaskan bahwa keterbatasan waktu produksi menjadi alasan mengapa kualitas animasi dinilai tidak maksimal. Ia hanya memiliki waktu tiga bulan untuk menyelesaikan proyek tersebut dengan jam tidur hanya sekitar dua jam per hari.
Alasan Bisa Tayang di Bioskop
Dalam percakapan lanjutan, Bintang mengungkap bahwa film ini bisa tayang di bioskop berkat dukungan komunitas pemilik bioskop di Indonesia. Ia berkenalan dengan seseorang yang bergerak di industri perfilman, yang kemudian mendorongnya untuk membuat film bertema kemerdekaan meski waktu produksi sangat mepet.
Komunitas tersebut menyambut baik ide tersebut dan membantu memastikan film ini bisa masuk jaringan bioskop, dengan alasan tema kebangsaan layak untuk disuarakan.
Penggunaan Aset Animasi Lama
Bintang juga membeberkan bahwa aset visual yang digunakan sebagian besar merupakan koleksi lama yang ia kumpulkan selama puluhan tahun dari berbagai proyek animasi luar negeri. Aset tersebut hanya dimodifikasi seperlunya, sehingga tidak membutuhkan biaya tambahan besar.
Pemerintah Tak Terlibat Pendanaan
Seorang perwakilan dari sektor ekonomi kreatif yang sempat menerima audiensi tim produksi menegaskan bahwa pemerintah tidak memberikan bantuan finansial maupun fasilitas promosi untuk film ini. Masukan yang diberikan hanya sebatas teknis terkait cerita, karakter, dan trailer.
Reaksi Warganet: Pro dan Kontra
Unggahan ini memicu reaksi beragam dari warganet.
Sebagian kecewa dan mempertanyakan kredibilitas klaim bujet awal yang mencapai miliaran rupiah.
Ada yang menyindir, “Bujet cuma 1 juta, itu pun buat konsumsi. Ada yang lebih lawak lagi nggak?”
Beberapa menilai kualitas animasi tidak sebanding dengan pengalaman sang kreator yang mengaku telah 25 tahun bekerja di Singapura menggarap proyek luar negeri.
Di sisi lain, ada pula yang memuji semangat berkarya meski dengan keterbatasan dana dan waktu.
Tentang Film Merah Putih: One for All
Film berdurasi 70 menit ini mengangkat kisah bertema nasionalisme dan persatuan serta dirilis pada Agustus 2025 bertepatan dengan HUT Ke-80 RI. Tujuannya adalah menginspirasi generasi muda untuk mencintai tanah air.
Sayangnya, kontroversi biaya produksi dan jalur distribusi membuat diskusi publik lebih banyak berfokus pada polemik di balik layar dibanding isi cerita film itu sendiri.
Belum Ada Klarifikasi Resmi
Hingga kini, pihak produser maupun tim produksi belum memberikan klarifikasi resmi terkait tuduhan bujet rendah ini. Publik masih menantikan penjelasan yang lebih transparan agar polemik ini tidak semakin memanas.