free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Tragedi Subuh di Kufah: Mengungkap Alasan di Balik Pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

03 - Aug - 2025, 10:36

Placeholder
Ilustrasi terbunuh Ali bin Abi Thalib (ist)

JATIMTIMES - Di antara sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling mulia dan cerdas, nama Ali bin Abi Thalib RA senantiasa disebut dengan penuh penghormatan dalam sejarah Islam. Namun, nasib sang khalifah keempat ini berakhir tragis. Saat fajar menyingsing di kota Kufah, pedang beracun mengakhiri hidupnya dalam sebuah serangan mendadak. Peristiwa ini bukan hanya mengguncang umat Islam, tetapi juga meninggalkan pertanyaan besar: apa motif di balik pembunuhan Ali bin Abi Thalib?

Pembunuh Ali bin Abi Thalib RA diketahui bernama Abdurrahman bin Muljam, seorang anggota kelompok ekstremis bernama Khawarij. Kelompok ini lahir dari kekecewaan politik pasca-Perang Shiffin, salah satu konflik besar dalam sejarah Islam yang mempertemukan pasukan Ali dan pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan.

Baca Juga : 3 Agustus Memperingati Hari Apa Saja? Ini Daftar Lengkapnya

Pada masa itu, umat Islam sedang berada dalam krisis kepemimpinan menyusul wafatnya Khalifah Utsman bin Affan. Tuduhan demi tuduhan tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian Utsman menyulut ketegangan. Ketika Ali diangkat menjadi khalifah, Muawiyah, gubernur Syam menolak memberikan baiat, dengan alasan darah Utsman belum dituntut secara adil.

Ketegangan pun memuncak dalam pertempuran besar di tepi Sungai Eufrat pada tahun 37 H (648 M). Saat pasukan Ali hampir memenangi perang, Muawiyah mengusulkan tahkim (arbitrase) sebagai solusi damai. Ali yang mendahulukan persatuan umat, menyetujui usulan tersebut. Namun, keputusan ini menjadi titik balik yang menghancurkan.

Tak semua setuju dengan jalur damai. Sekitar 4.000 pasukan yang awalnya berada di kubu Ali memilih mundur. Mereka menuding Ali dan Muawiyah sama-sama telah menodai kemurnian Islam dengan menyerahkan urusan agama pada hasil perundingan manusia. Dari sinilah lahir kelompok Khawarij, yang secara ideologis ekstrem dan tak segan mengkafirkan siapa pun yang berbeda pandangan.

Ibnu Muljam adalah salah satu dari mereka. Sebelumnya ia merupakan pendukung Ali, namun perubahan arah politik membuatnya merasa dikhianati. Menurut buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah karya Prof. Dr. Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif, Ibnu Muljam bersama dua ekstremis lain, Alburak bin Abdullah At-Tamimi dan Amru bin Bakar At-Tamimi menyusun rencana untuk membunuh tiga tokoh utama: Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Amr bin Ash.

Mengutip buku Kisah 10 Pahlawan Surga karya Abu Zaein dan 150 Kisah Ali bin Abi Thalib oleh Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi, pagi itu Ali bersiap menunaikan salat Subuh di Masjid Kufah. Tanpa disadari, bahaya sudah mengintainya.

Ibnu Muljam, yang telah melumuri pedangnya dengan racun mematikan, bersembunyi menunggu momen. Ketika Ali melangkah masuk ke masjid, terdengar suara menggelegar, "Hukum hanya milik Allah, bukan milikmu, wahai Ali!" Dalam sekejap, pedang berayun dan menghantam kepala Ali. Putranya, Muhammad ibn Al-Hanafiyyah, menyaksikan sendiri serangan tersebut.

Baca Juga : Matsandatama Borong Medali di Ajang Silat Nasional

Tebasan pertama tidak langsung mematikan, tetapi luka yang dalam serta racun di pedang itu membawa dampak fatal. Beberapa hari kemudian, Ali bin Abi Thalib RA menghembuskan napas terakhir.

Pembunuhan Ali bin Abi Thalib bukan sekadar tragedi personal, tetapi menjadi simbol pecahnya umat Islam akibat perbedaan tafsir politik dan agama. Dalam sejarah, Khawarij dicatat sebagai kelompok yang memperalat agama demi kekuasaan, dan tak segan menghalalkan kekerasan terhadap siapa pun yang tidak sepemikiran.

Tragedi ini meninggalkan pelajaran penting tentang bahaya fanatisme dan ekstremisme. Ali bin Abi Thalib, yang dikenal karena keberanian, kecerdasan, dan keadilannya, justru wafat karena upaya untuk menjaga perdamaian umat.


Topik

Agama Ali bin Abi Thalib Khawarij pembunuhan Ali bin Abi Thalib Abdurrahman bin Muljam Perang Shiffin sejarah Islam tragedi Kufah khalifah keempat



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Madiun Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri