JATIMTIMES - Istilah Iftar sering terdengar dalam percakapan sehari-hari saat bulan Ramadan. Istilah ini memiliki makna yang erat kaitannya dengan tradisi berbuka puasa.
Namun meski sering diucapkan beberapa orang masih belum tahu mengenai arti yang sebenarnya dari Iftar. Beberapa orang mungkin hanya ikut-ikutan karena banyak orang yang mengucapkan istilah tersebut.
Baca Juga : 5 Produk Yang Dijual Di Promo Oma Elly X Realfood
Lantas apa arti sebenarnya dari Iftar yang sering kali diucapkan oleh orang-orang saat bulan Ramadan tiba? Berikut penjelasan dan faktanya.
Arti Iftar Adalah Berbuka Puasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI VI Daring), iftar artinya hal berbuka puasa. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, dari kata ifṭār (إِفْطَارٌ) yang artinya 'buka puasa', dari kata afṭara (أَفْطَرَ) yang artinya 'berbuka puasa', dari kata faṭara (فَطَرَ) yang artinya 'menciptakan; meragi; membatalkan puasa'.
Sementara secara etimologis, iftar berasal dari kata afṭara yaitu berbuka puasa dan faṭara yang artinya membatalkan puasa.
Dengan demikian, iftar adalah momen berbuka puasa yang menandai berakhirnya waktu puasa dan dimulainya waktu berbuka.
Iftar juga dapat diartikan sebagai jamuan makan yang dilakukan umat Muslim saat berbuka puasa, idealnya saat matahari terbenam atau azan Magrib.
Di Indonesia, iftar sering menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga atau reuni dengan teman-teman.
Sejarah Penggunaan Istilah Iftar
Sementara menurut Merriam-Webster Dictionary, iftar diartikan sebagai makanan yang dikonsumsi oleh umat Muslim saat matahari terbenam untuk berbuka puasa selama bulan Ramadan. Penggunaan istilah iftar pertama kali diketahui pada tahun 1832, dalam arti yang didefinisikan di atas.
Iftar Jadi Warisan Budaya Dunia
Baca Juga : Wali Kota Malang Wahyu Hidayat: Pak Didik Salah Satu Guru Politik Saya
Pada tahun 2023, UNESCO menambahkan iftar ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Iftar, atau berbuka puasa, telah diakui sebagai warisan budaya bagi seluruh umat Muslim di dunia. UNESCO menganggap nilai budaya yang terkandung dalam iftar tercermin dari semangat kebersamaan yang mengiringinya.
UNESCO mendefinisikan Iftar sebagai tradisi perayaan umat Islam pada saat matahari terbenam di bulan Ramadan, setelah menyelesaikan semua ritus keagamaan dan seremonial. Iftar menandai berakhirnya puasa yang dilakukan setiap hari dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Iftar di setiap negara memiliki jenis kegiatan yang hampir sama.
Selain itu, dilansir dari laman Intangible Cultural Heritage UNESCO, buka puasa tidak sekedar berarti membatalkan puasa tapi menjadi sebuah tradisi kebersamaan. Adanya unsur budaya menjadi sebuah keunikan seperti kebersamaan saat makan, sholat, hingga menikmati hiburan bersama setelah berbuka puasa.
Bagi masyarakat, kegiatan ini sering kali berbentuk pertemuan atau makan bersama, memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, serta mendorong kegiatan amal, solidaritas, dan pertukaran sosial.
Upacara dan ritual yang berkaitan dengan iftar juga dipraktikkan oleh orang-orang yang tidak berpuasa selama bulan Ramadan. Iftar sering kali didukung oleh entitas pemerintah, LSM dan badan amal, serta melalui televisi, radio, pers dan media sosial.
Oleh sebab itu tradisi berbuka puasa ini menjadi warisan budaya milik seluruh umat muslim di dunia.
Itulah informasi seputar pengertian iftar, sejarah singkat hingga ditetapkannya Iftar sebagai warisan budaya dunia. Semoga bermanfaat!