Gencatan Senjata Terancam, Israel Luncurkan Serangan ke Lebanon Hingga Tewaskan 4 Warga
Reporter
Mutmainah J
Editor
Dede Nana
02 - Nov - 2025, 01:12
JATIMTIMES - Ketegangan di perbatasan Israel–Lebanon kembali meningkat. Sebuah serangan udara yang dilakukan Israel di Lebanon selatan dilaporkan menewaskan empat orang dan melukai sedikitnya tiga orang lainnya. Serangan yang terjadi pada Sabtu malam itu memicu kekhawatiran baru terhadap masa depan gencatan senjata yang telah berlangsung sejak November 2024 antara Israel dan kelompok militan Hizbullah.
Mengutip laporan Kementerian Kesehatan Lebanon dan AFP, serangan tersebut terjadi di distrik Nabatiyeh. Israel dilaporkan menargetkan sebuah mobil menggunakan peluru kendali sekitar pukul 22.30 waktu setempat.
Baca Juga : Pria Curi HP di Dasbor Motor yang Terekam CCTV Akhirnya Ditangkap
"Serangan udara Israel di distrik Nabatiyeh menewaskan empat orang dan melukai tiga orang dalam jumlah korban awal," kata Kementerian Kesehatan Lebanon, Dilansir AFP, Minggu (2/11/2025).
Hingga kini, pihak Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait identitas target, namun selama ini Israel mengklaim serangannya diarahkan pada posisi dan anggota Hizbullah di Lebanon selatan.
Meskipun gencatan senjata telah diberlakukan sejak November 2024, Israel tetap mempertahankan pasukan di lima wilayah di Lebanon selatan. Selain itu, serangan udara rutin masih sering terjadi, dan hal ini dinilai oleh pihak Lebanon dapat mengganggu stabilitas perdamaian yang rapuh.
Presiden Lebanon Joseph Aoun, yang sebelumnya menyerukan pembicaraan diplomatik dengan Israel pada pertengahan Oktober 2025, menilai langkah Israel ini sebagai bentuk penolakan terhadap ajakan dialog.
“Alih-alih merespons upaya diplomasi, Israel meningkatkan intensitas serangan,” ujar Aoun dalam keterangannya.
Latar Belakang Konflik
Konflik antara Hizbullah dan Israel kembali memanas setelah perang Gaza pecah pada Oktober 2023. Hizbullah kemudian melancarkan serangan lintas batas, yang memicu eskalasi militer selama lebih dari satu tahun. Situasi tersebut berpuncak pada perang terbuka selama dua bulan, hingga akhirnya dicapai kesepakatan gencatan senjata pada akhir 2024.
Baca Juga : Dalberto Jadi Peluru Pamungkas Arema dan Puncaki Daftar Top Scorer Sementara
Meski demikian, Hizbullah hingga saat ini masih dipandang sebagai kekuatan bersenjata yang berpengaruh di Lebanon. Walaupun kelompok tersebut disebut mengalami pelemahan akibat konflik berkepanjangan, Hizbullah tetap memiliki kemampuan finansial dan persenjataan yang signifikan.
Amerika Serikat dikabarkan terus mendorong pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata Hizbullah. Namun upaya tersebut mendapat penolakan dari kelompok itu dan partai-partai pendukungnya di Lebanon, yang menilai langkah tersebut dapat melemahkan posisi pertahanan negara.
Serangan terbaru ini menambah ketidakpastian masa depan hubungan kedua negara. Banyak pengamat menilai bahwa gencatan senjata kini berada di titik kritis, dan berpotensi runtuh jika eskalasi militer terus berlanjut.
