BMKG Rilis Awal Musim Hujan di Sumenep Bertahap hingga November
Reporter
Romzul Fannani
Editor
A Yahya
18 - Oct - 2025, 07:53
JATIMTIMES – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur (Staklim Jatim) merilis awal musim hujan (AMH) di Kabupaten Sumenep.
Informasi tersebut dibagikan melalui akun Instagram @bmkg.iklimjatim, pada 23 September 2025. Dalam unggahannya, AMH di Kabupaten Sumenep akan terjadi secara bertahap, yakni dari bulan September hingga November.
Baca Juga : 8 Daerah Terpanas di Jatim: Lamongan Urutan Pertama Disusul Surabaya, Jombang, dan Sampang
Kepulauan Masalembu diperkirakan menjadi kecamatan pertama yang terdampak AMH di kabupaten setempat, pada bulan September periode III. Kemudian, Kecamatan Ganding, Guluk-guluk, Pragaan, Pasongsongan, Ambunten, Batuputih, Dasuk, Lenteng, dan Rubaru diprediksi akan terjadi pada bulan Oktober periode III.
Pada bulan ini, AMH diperkirakan masih belum merata di Sumenep. Sehingga, Kecamatan Batang-batang, Dungkek, Gapura, Gayam, Giligenting, Kalianget, Kota Sumenep, Manding, Nonggunong, Ra’as, Saronggi, Talango, Arjasa, Kangayan, dan Sapeken akan menyusul di bulan berikutnya, yakni periode I bulan November 2025.
BMKG Staklim Jatim juga mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat memanfaatkan musim hujan yang dimaksud, yaitu dengan menambah luas tanam dan menyesuaikan waktu tanam pada MT-1.
“Melakukan pengisian waduk, danau, dan embun tadah hujan serta panen air huan sebagai sebagai cadangan air bersih sebagai persiapan menghadapi musim kemarau mendatang,” tulisnya.
Baca Juga : Merawat Tradisi, Lajengan Lomok Kembali Warnai Langit Kendit Situbondo
Terlepas dari itu, BMKG Staklim Jatim mengimbau agar Pemerintah Daerah dan masyarakat mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem selama masa Pancaroba dan musim hujan 2025-2026. Bahkan, hal ini pun berpotensi memantik terjadinya bencana hidrometeorologis.
Sebagai bentuk dukungan pada perencanaan pembangunan dan seluruh sektor yang rentan terhadap perubahan cuaca dan iklim, pihak terkait diajak untuk mengoptimalkan pemanfaatan informasi yang dibagikan oleh BMKG.