Layang-Layang Kembali Ngetren di Malang, Permainan Jadul yang Mengalahkan Gawai
Reporter
Hendra Saputra
Editor
A Yahya
30 - Jul - 2025, 04:39
JATIMTIMES - Permainan tradisional layang-layang kini kembali menjadi primadona di tengah masyarakat Malang Raya baru-baru ini. Bukan hanya anak-anak, tren menerbangkan layangan ini juga digemari oleh remaja hingga orang dewasa, menciptakan fenomena lintas generasi yang menghidupkan kembali suasana masa kecil.
Setiap sore, Lapangan Sawojajar 2 atau yang akrab disebut Lapangan Kebo, di kawasan Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, selalu dipenuhi warga yang datang dengan layangannya masing-masing. Warna-warni layang-layang menghiasi langit, menciptakan pemandangan yang memikat mata dan hati.
Baca Juga : 5 Alasan Kenapa Indonesia U‑23 Gagal Juara di Final Piala AFF U‑23 2025
“Lihat orang main layangan ini bikin teringat masa kecil dulu. Dulu sering kejar-kejaran berebut layangan putus,” ujar Tomi, seorang pengendara motor yang sengaja berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan.
Bagi sebagian pemain, permainan ini bukan sekadar menerbangkan layangan. Mereka serius mengadu strategi dan kecepatan untuk menjatuhkan layangan lawan. Namun, tak sedikit pula yang hanya menunggu layangan putus, kemudian berburu dan berebut dengan antusias – menciptakan keseruan khas yang jarang ditemukan di era digital saat ini.
“Dari kecil memang sudah suka layangan. Beberapa waktu lalu lihat di lapangan mulai ramai, ya akhirnya ikut main juga,” ujar Agung, warga Jalan Danau Toba, Kota Malang.
Pria berusia 40 tahun itu bahkan mengajak anaknya ikut serta, dengan tujuan mengenalkan permainan tradisional dan menjauhkan dari kecanduan gadget. “Ini anak saya ajak biar tahu rasanya main layangan. Biar nggak terus-terusan main HP di rumah,” tambahnya.
Baca Juga : Timnas U-23 Gagal Juara di Kandang, Vietnam Rebut Trofi AFF U-23 2025 untuk Ketiga Kalinya
Fenomena ini membuktikan bahwa permainan tradisional belum mati di tengah gempuran teknologi. Justru di saat masyarakat semakin jenuh dengan rutinitas dan kehidupan digital, permainan sederhana seperti layangan kembali menjadi oase.
Layang-layang bukan hanya menjadi hiburan murah, tetapi juga sarana interaksi sosial antar generasi, mempererat hubungan antar warga, sekaligus memperkenalkan kembali nilai-nilai kebersamaan kepada anak-anak masa kini.