Hadir Sejak 36 Tahun, Jajanan Pisang Goreng Tusuk Sugeng Tetap Jadi Primadona

Reporter

Irsya Richa

Editor

A Yahya

15 - Mar - 2025, 07:11

PIsang goreng tusuk. (Foto: Irsya Richa/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Hadir sejak 1989 di Pasar Klojen, Kota Malang Toko Kue Sugeng atau Pisang Tusuk Sugeng yang menjajakan beragam jajanan tradisional cukup terkenal. Maklum selain sudah 36 tahun berdiri, aneka makanan yang disajkan  Sugeng sangat cocok dengan lidah warga Kota Malang.

Ada beragam jajanan tradisional yang dijual mulai nogosari, lemper, bikang, lemper, weci dan yang paling digemari adalah pisang tusuk. Proses pembuatannya pun langsung digoreng di dalam tokonya.

Baca Juga : Tinjau Pasar Murah di Blimbing, Ketua TP PKK Kota Malang Turut Periksa Takaran Minyak Goreng Kemasan

Apalagi pisang tusuknya yang saat ini menjadi primadona juga bisa jadi salah satu jajanan takjil pembuka saat berbuka puasa. Terlebih Sugeng membuatnya sendiri meski sudah lansia yakni 70 tahun.

Sugeng masih aktif menggoreng sendiri gorengan yang dijual. Bersama istrinya Supriati mereka mulai membuka tokonya sejak pukul 06.00 hingga 14.00 WIB.

Pisang yang disajikan pun jenis tanduk segar yang dipotong langsung dari sisirnya. Kemudian proses menggorengnya ditusuk dengan batang kayu, lalu digoreng panas-panas.

Proses menggorengnya pun cukup lama hingga berwarna kecoklatan. Cukup melihat saja, sajian  tampak lezat, cruncy dan menggugah selera. Harganya Rp 7 ribu per bijinya.

“Kalau awal dulu jualnya harganya cuman Rp 1 rupiah saja. Seiring berjalannya waktu tambah naik,” ungkap Sugeng, Sabtu (14/3/2025).

“Kami selalu menggoreng di tempat, jadi pelanggan bisa menikmati pisang goreng yang masih panas dan hangat,” tambah Sugeng.

Baca Juga : Lima Hari Berjalan Sukses, Pasar Murah Kota Malang Raup Omzet Ratusan Juta

Setiap harinya, Sugeng mampu menggoreng dan menjual lebih dari 100 tusuk pisang goreng. Pisang goreng ini juga tahan hingga malam, jadi cocok untuk berbuka puasa.

Menurut Sugeng, pembelinya sudah dari berbagai daerah bukan hanya dari kawasan Malang Raya. Ada juga yang dari luar daerah karena penasaran dengan pisang tusuk.

“Dan saya pun tidak berani merubah resep, meskipun harganya naik ya tetap itu yang kami suguhkan,” ujar Sugeng kepada JatimTIMES.